Translate

Monday, December 2, 2013

Musik Polifon Abad Pertengahan


A.    Organum – Asal-usul Musik Polifon Abad 9-11
Musik polifonik awal sering disebut organum. Bukti ilmiah pertama musik polifon ditemukan dalam suatu karangan yang berasal dari abad ke 9. Dalam zaman itu seorang biarawan yang bernama Johannes Scotus Eriugena (810-883) mengarang suatu buku yang berjudul “De devisione nature” artinya  “Tentang pembagian alam”. Musik baru ini merupakan suatu lambang sempurna dari keindahan kosmos (alam). Dirasa musik ini lebih sempurna daripada musik masa dahulu. Musik ini telah diberi nama “organicum melos”.
1.      Organun Awal
Pada pertengahan abad 9 di Perancis utara seorang yang belum diketahui namanya menulis naskah dengan judul musica enchiriadis yang selalu digabung dengan naskah kedua berjudul Scolica enchiriadis de musica. Kedua naskah ini adalah karangan pertama waktu abad pertengahan yang secara eksplisit membahas teknik vokal dengan paduan suara yang disebut  organum parallel.
2.      Organum Lama
Pada akhir abad 11 muncullah organum baru : vox organalis kini tidak lagi terikat pada jarak tertentu, tetapi mendapat peranan baru sebagai suara tersendiri; maka kedua suara dapat bergerak secara berlawanan, boleh juga simpang-siur. Maka vox organalis disini mulai menjadi discantus : interval konsonan dan disonan dipakai secara berganti-gantian; terdapat melisma kecil-kecil sebagai hiasan terutama pada akhir baris. Sumber paling tua untuk organum macam ini ialah suatu naskah anonim yang disebut Traktat Milano dari tahun sebelum 1050.
Organum macam ini sering disebut  discantus  atau  deschant (bahasa Perancis). Sebab dalam praktek discantus ini dinyanyikan secara apal, biasanya dikatakan bahwa : “deschant sur le livre”, artinya discantus menurut buku itu yang melulu memuat melodi atau tenor.
3.      Organum Baru
Pertangahn abad 12 musik polifon masuk pada tahap baru : organum tidak lagi dibawakan secara improvisasi tetapi dikarang, dicatat dengan notasi yang pasti.
Organum yang baru diperkaya dengan melisma-melisma sebagai berikut :
a.       Haltetonfaktur atau organum dengan nada ditahan : satu sukukata/nada suara poko ditahan sedangkan suara organalis mendapat suatu melisma panjang dengan suku kata yang sama.
b.      Discantusfaktur atau organum dengan dua suara yang bergerak : secara silabis : kedua suara bergerak dalam irama sukukata; atau secara melismatis : kedua suara mendapat melisma dan bergerak dalam iraman melisma yang sering diulang-ulang bagaikan motif.
B.     Sekolah Notre Dame 1163-1257
Gereja katedral ‘Notre Dame’ di Perancis dibangun mulai 1163 sampai pada tahun 1257. Sekolah penyanyi yang berpusat pada katedral tersebut mengalami suatu masa jaya justru selama pembanguan katedral ‘Notre Dame’.
Sebagai dirigen/komponis pertama ayng bertugas pada gereja ini ialah Leoninus. Gaya musiknya masih mirip dengan Saint Martial. Umumnya komposisi-komposisinya memaki tenor atau Cantus Firmus dengan sebuah lagu Gregorian, tetapi dengan memperpanjang nada-nada yang lain, yaitu suara organalis memakai nada-nada yang sangat pendek.
Selain perkembangan dibidang organum, pada masa sekolah ‘Notre Dame’ terdapat juga beberapa pembaharuan lain. Mislnya timbul dua bentuk  music lain disamping organum ialah Motetus, Conductus dan Rondellus.
1.      Motetus Abad 12-13
Nama jenis komposisi ini ternyata berasal dari kata Perancis : “Mot”, tetapi dalam arti amsal, jadi bukan ‘kata’ saja. Gaya Motetus ternyata sesuai dengan gaya organum “Saint Martial”. Suara pokok dengan lagu Gregorian disebut tenor dan letaknya dibawah. Suara tengah disebut duplum atau metetus, suara diatasnya disebut triplum, akhirnya suara tertinggi disebut quadruplum.
2.      Conductus abad 12-13
Conductus selalu memakai teks yang sama pada semua suara. Tetapi biasanya teks ini tidak dimaksudkan supaya dipakai pada ibadat gereja, meskipun mula-mula suasana puisinya sangat bersifat keagamaan.
Melodi pokok atau tenor (yang kini tempatnya paling bawah) tidak lagi dikutip dari khazanah musik Gregorian, melainkan dikarang secara baru/asli, seperti halnya dengan suara-suara tambahan, dalam bentuk baris-baris yang tetap. Irama tidak lagi bersifat polyritmis, melainkan homoritmis, sehingga kesannya seolah-olah Conductus merupakan music homophon.
3.      Rondellus
Selain Motetus dan Conductus terdapat juga lagu tarian yang biasanya dinyanyikan dan ditarikan oleh siswa-siswa sekolah biara.
C.     Arsantiqua 1240-1320
Istilah Ars antiqua baru muncul tahun 1320 sebagai lawan untuk Ars nova yang menyusul. Organum sekolah Notre Dame masih dipakai namun tidak ada ciptaan baru. Conductus masih disenangi, namun sedikit demi sedikit diganti dengan Motetus. Musik polifon nengandaikan pengetahuan khusus maka ditangani oelh para ahli. Istilah Ars antiqua dan Ars nova hanya memperhatikan music polifon saja.
1.      Motetus di Masa Ars Antiqua
Dari clausula sekolah Notre Dame berkembang motetus baru : Mula-mula motetus Ars antiqua memakai bahasa latin dengan syair rohani. Maka dipakai dalam ibadat sebagai lagu selingan khususnya pada akhir ibadat. Namun kemudian syair diganti dengan bahasa Perancis dan isinya duniawi (tak jarang erotis) dan tempatnya di luar gereja. Dibawakan oleh beberapa solis dan diiringi dengan instrument. Tenor selalu dibawakan secara instrumental. Dibedakan :
a.       Motetus sederhana dengan dua suara : tenot serta duplum/motets :
Suara duplum/motetus : syair
Suara tenor : instrumental
b.      Motetus dobel dengan 3 suara : tenor, motetus dan triplum; 2 suara atas dengan syair yang berbeda-beda. Syair triplum selalu lebih banyak daripada syair duplum, maka lagunya lebih lincah. Bentuk inilah yang terbanyak diantara bentuk motetus.
Suara triplum : bahasa Perancis
Suara duplum/motetus : bahasa latin
Suara tenor : instrumental
c.       Motetus tripel dengan 4 suara : seperti yang diatas, ditambah quadruplum.
Suara quadruplum             : syair C,
Suara triplum                     : syair B
Suara duplum/motetus      : syair A
Suara tenor                        : instrumental
d.      Motetus conductus dengan 3-4 suara : tenor dan suara-suara lain memakai syair yang sama, maka dicocokkan pula secara ritmis. Tenor di sini terdiri dari sebuah lagu Gregorian yang diberi irama tertentu. Lain dengan Tenor dalam conductus sekolah Notre Dome, dimana tenor dikuasai oleh ritmik modal dan menjadi lagu berbait.
Suara quadruplum             : syair A
Suara triplum                     : syair A
Suara duplum/motetus      : syair A
Suara tenor                        : syair A

2.      Pierre de la Croix (akhir abad ke 13)
Pierre de la Croix adalah seorang seniman terkenal dalam sejarah music sebab beliaulah untuk pertama kali tidak memakai lagi sistim ritmik modal. Lebih-lebih paduan suara yang tertinggi, yaitu pada triplum, komponis ini mulai mempergunakan suatu ritmik yang sangat bebas, sehingga suara ini bersifat sejenis “parlando”. Maka dari itu suara triplum pada komposisi de la Croix sering menirukan sifat rhapsodis/spontan-emosional yang dapat dijumpai pada improvisasi-improvisasi musik Traubadour. Suatu kelainan yang juga terdapat pada ritmik Pierre de la Croix jika ritmik ini dibandingkan dengan “ritmik modal’, ialah bahwa beliau tidak memakai hanya satu modus irama saja pada suatu komposisi yang sama.Pada de la Croix sistim ritmik lama (ritmik modal) telah ditinggalkan. Maka dari itu terasa perlunya system notasi musik baru yang menunjukkan panjangnya suatu nada.
3.      Notasi Mensural
Notasi mensural : notasi dengan ukuran. Orang pertama yang menguraikan notasi baru ini ialah Franco dari Koln dalam karangannya Ars cantus mensurabilis.
Notasi mensural adalah metode untuk menentukan panjangnya nada-nada sesuai dengan proporsi tertentu sehingga panjangnya sebuah nada dapat diukur. Lawannya cantus mensurabilis ialah cantus planus atau musik Gregorian yang nadanya tidak dapat diukur tetapi bersifat bebas.
D.    Musik Polifon Inggris Abad 13
Inggris dipengaruhi oleh sekolah ‘Notre Dame’ Perancis. Hal ini Nampak dalam naskah fragmen Worcester yang berasal dari sebuah sekolah nyanyi di sekitar katedral Worcester abad 13-14. Semenjak abad 12 rupanya Inggris sudah terdapat kebiasaan menyanyi dengan pararel terts, sekst dan decim. Teknik bernyanyi dengan terts dan sekst pararel disebut Gymel. Biasanya kata ini dipakai dalam kombinasi dengan kata latin lain “cantus” menjadi “Cantus gemellus, yaitu : “Nyanyian dengan suara kembar”. Musik paling unik yang dihasilkan oleh sekolah nyanyi Worcester dan yang akan sangat mempengaruhi perkembangan musi polifon seluruh Eropa, berupa sebuah kanon dengan judul Summer is icumen in pada tahun 1240.
E.     Ars Nova 1320-1380
Ars nova dipakai untuk membedakannya dengan musik dari masa sebelumnya yang untuk pertama kali disebut ars antiqua/seni lama.
Adapun hal-hal yang baru dari ars nova, yaitu :
1.      Perkembangan notasi mensural
a.       Semi brevis, nada paling pendek dalam notasi mensural ars antiqua, dibagi dalam nada-nada yang lebih pendek lagi : satu semi brevis dibagi dalam 3 minima. Selama abad 14 Minima dibagi lagi ke dalam 2 semi minima.
b.      Terdapat dua kemungkinan untuk membagi suatu nada :
-          Dibagi tiga = birama terner, disebut tempus perfectum;
-          Dibagi dua = birama biner, disebut tempus imperfectum.
2.      Isoritmik
Ada beberapa pembaharuan birama. Yang pertama ialah isoritmik : ritmik yang didasari suatu kesamaan. Keistimewaan ritmik baru ini dapat dimengerti bila dilihat dalam dua prinsip pokok isoritmik ialah :
a.       Prinsip talea
Suara tenor dibagi dalam beberapa potongan tertentu (misalnya 3 birama) yang iramanya kemudian diulang-ulang. Jadi pemotongannya bukan menurut susunan melodi.
b.      Prinsip color
Dalam hal ini nada-nada melodi potongan suara tenor diulangi namun iramanya dirubah, misalnya 3 birama menjadi 2 birama. Jadi melodinya persis sama, tetapi ritmis benar-benar berbeda.
3.      Isoperiodik
Untuk mengatur juga suara-suara atas sesuai dengan potongan lagu tenor, maka dalam melodi suara-suara lain disisipkan istrirahat pada saat-saat yang selalu sama. Namun isoperiodik tidak peduli akan melodi. Ia hanya dipakai sebagai teknik komposisi saja. Sistim isoperiodik merupakan suatu pembaharuan terhadap ritmik masa Ars Antiqua, namun isoritmik Ars nova, tidak bertahan lama. Pada permulaan abad ke 15 diganti dengan teknik komposisi yang jauh lebih bebas dari sistim ritmiknya, mungkin sebab isoritmik terlalu matematis, kurang estetis.
4.      Motetus ars nova
Motetus adalah jenis komposisi utama dari ars nova. Isinya tentang cinta asmara, politi, situasi social dan lain-lain. Motetus menjadi bentuk seni umum. Khusus motetus isoritmis selama 150 tahun menjadi musik tradisional untuk perayaan tinggi.  Suaranya tercampur vokal dan instrumental :
Triplum menjadi cantus (sopran)(suara anak atau suara pria tinggi) dalam irama cepat.
Motetus menjadi suara pokok untuk Alto dalam gerakan yang seimbang.
Tenor menjadi suara bawah dengan nada-nada panjang dan dibawakan secara instrumental. Kadang-kadang ditambah dengan contratenor yang serupa.
5.      Lagu discantus
Jenis komposisi ini terdiri dari suara atas yang dibawakan secara vocal, serta 1-3 suara iringan instrumental. Lagu discantus Ars nova berupa nyanyian refren (Ballada, Rondeau dan Virelai). Kebanyakan lagu discantus adalah Ballada.
6.      Ballada
Ballada biasanya dimulai dengan bagian pembukaan dan disusul dengan 3 bait dengan refren. Suara atas (cantus) dibawakan dengan vocal, dua suara bawah (tenor dan contratenor) dibawakan secara instrumental. Susunan ini disebut Kantilenensatz. Suara tenor bukan lagi diambil dari lagu tradisional (misalnya lagu Gregorian) tetapi dicipta baru secara bebas.
7.      Chasse
Mula-mula chasse berarti : nyanyian yang mengiringi pembaharuan margasatwa. Pada taraf selanjutnya chasse makin menjadi tiruan dari pembaharuan dalam musik, antara lain dengan memakai  bentuk musik kanon, biasanya dengan 3 suara. Sedangkan isi syair biasanya menceritakan tentang musim semi atau juga tentang kecaran hewan waktu pemburuan.
Di Italia komposisi ini sangat digemari. Disana dinamakan : caccia dengan arti yang persis dengan Chasse.
8.      Ordinarium Missae
Mulai abad 14 diciptakan setelan misa (ordinarium) untuk paduan suara. Adapun pengolahan lagu Gregorian untuk paduan suara berbeda-beda :
a.       Pengolahan lagu Gregorian : untuk lagu dengan teks banyak seperti Gloria dan Credo, maka lagu Gregorian terletak pada tenor, namun bebas. Suara-suara tersusun secara sederhana, biasanya akordis, semua suara memakai teks yang sama.
b.      Motetus :  Khusunya Kyrie dan Agnus Dei biasanya disusun sebagai motetus, dengan lagu Gregorian pada Tenot namun diolah seperti biasa dalam motetus.
c.       Kantilenensatz : dipakai untuk lagu dengan banyak kata, namun tanpa lagu Gregorian. Suara atas mendapat suara pokok yang diciptakan secara bebas; kadang-kadang terdapat juga tiruan sebuah lagu Gregorian dalam suara atas. Setelan-setelan ordinarium mula-mula belum merupakan suatu kesatuan musikal.
F.      Polofoni Di Italia : Trecento pada Abad 13-14
Selain Perancis, Ars nova diambil alih oleh negara-negara Eropa lain, terutama oleh komponis-komponis dan ahli-ahli teori musik Italia. Musik tahun 1300an di Italia mendapat nama khusus : Trecento yang berarti “Tigabelas”.
Yang diutamakan ialah musik profan/duniawi, untuk suara pria tinggi serta iringan instrumental. Penyair utama waktu itu adalah Petrarca (1302-1374), Boccaccio (1313-1375), dan Sacchetti (1335-1400). Sangat digemari oleh orang-orang Italia abad 14 bentuk Ballada yang dalam bahasa Italia disebut Ballata, bentuk Chasse, yang dalam bahasa Italia disebut Caccia.
Namun selain itu di Italia muncul pula beberapa bentuk musik  profan baru, yang paling dominan ialah Madrigal.
1.      Madrigal
Nama bentuk musik ini berasal dari gembala-gembala yang biasanya menyanyikan lagu-lagu tertentu pada kawanannya yang dalam bahasa Italia disebut “mandra”; maka dari itu nyanyian baru ini disebut mandriale atau madriale atau madrigal.
Menurut strukturnya, madrigal biasanya terdiri dari dua bagian yang sangat berbeda iramanya. Bagian pertama sering meliputi dua bait yang bersifat seolah-olah pertanyaan, sedangkan bagian kedua yang disebut ritornello dimaksudkan sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut.
2.      Caccia
Umunnya terdiri dari dua suara atas dalam kanon (dengan prim) yang dengan lagu hidup membawa syairnya, sedangkan suara bawah adalah instrument yang tenang. Umumnya caccia terdiri dari dua bagian : bagian pertama yang cukup panjang disusul dengan ritornello yang singkat.
3.      Ballata
Sejak 1365 Ballata menjadi bentuk utama dan menggeser madrigal. Terdapat dua kemungkinan :
Susunan dua suara sesuai dengan Madrigal : kedua suara memakai teks yang sama; namun terdapat juga kemungkinan bahwa satu suara dibawakan secara instrumental.
Untuk susunan dengan 3 suara terdapat beberapa kemungkinan :
-          Dua suara pria tinggi dengan suara instrumental (Contratenor);
-          3 suara vokal;
-          Satu suara vokal (cantus) diiringi dengan dua suara instrumental dengan memakai teknik imitasi.
G.    Musik Instrumental Abad Pertengahan
Bunyi alat musik abad pertengahan cukup tinggi (wilayah nada sopran sampai Tenor) dan keras; nada-nada bass tidak ada. Tidak ada orkes dengan bunyi yang memadai, tetapi hanya terdapat ansambel solis dengan bunyi campur dari alat dawai, tiup dan perkusi.
Hampir selalu pemain berimprovisasi berdasarkan patokan-patokan tertentu. Hanya dalam musik polifon alat mendapat part sendiri dengan notnya. Musik instrumental murni jarang dipakai – umumnya berupa musik yang dikarang untuk vokal. Kecuali organis, para pemain umumnya berstatus sebagai karyawan istana, atau orang yang berkeliling (circus, dll). Alat yang dipakai :
Harpa, lira, psalterium, lute, fiola (fiedel, geige), organistrum (Drehleier), monochord, horen, trompet, bomhart, flute, orgel (portative dan positif), gendang, pauken kecil, cymbal, triangle, lonceng, rattle.

No comments:

Post a Comment